Senin, 29 November 2010

Masalah Early Warning Bencana Alam

Anak-anak bisa belajar banyak hal dari fenomena alam. Mereka bisa belajar tentang ilmu dan pengetahuan. Letusan Merapi dan tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, adalah buku kehidupan yang juga mengajarkan solidaritas kemanusiaan hingga membuka pengetahuan. Siswa SD Muhammadiyah Gresik Kota Baru belajar dan mengembangkan wawasan dan penalaran lewat fenomena tsunami yang bebe- rapa kali menerjang negeri ini. Melalui alat deteksi dini tsu- nami mereka bisa belajar bagaimana proses terjadinya tsunami dan menjelaskan cara kerja dan fungsi alat deteksi tsunami. Alat deteksi dini tsunami dibuat dengan bahan-bahan di antaranya air, akuarium, sedotan, baterai, kabel, sirine, dan bola kecil. Akuarium diibaratkan sebagai lautan. Ada spon pemberat yang ditekankan ke air untuk membuat ombak. Peralatan deteksi dini tsunami dilengkapi rumah baterai, sirine, power dari baterai, saklar atas (+), saklar bawah (-), tiang penyangga, benang pemberat, rel pelampung dan pelampung. Saat alat pembuat ombak ditarik penuh menimbulkan kondisi air surut ekstrem. Sedangkan bila ditekan kuat-kuat menimbulkan pasang ekstrem, dan menimbulkan gelombang tinggi. Itu menunjukkan terjadi tsunami yang ditimbulkan dari gempa di laut. Dalam kondisi normal, artinya kondisi permukaan air pasang normal dan surut normal, sirine alarm tidak berbunyi. Tetapi dalam kondisi surut ekstrem dan ada potensi tsunami, saklar akan terhubung karena gaya berat pelampung sehingga alarm akan berbunyi. Pada kondisi surut ekstrem, warga masih punya kesempatan untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Pada saat pasang ekstrem (tsunami), air akan menyentuh saklar. Saklar akan terkena air laut yang bersifat elektrolit sehingga alarm menyala dan sirine berbunyi. Bunyi alarm tanda peringatan dini untuk memberikan kesempatan waktu evakuasi, terutama saat alarm surut ekstrem berbunyi. ”Namun saat pasang ekstrem, tidak ada kesempatan lagi bagi warga untuk menyelamatkan diri,” kata Alvina Choirun Nisa, siswa kelas VI menjelaskan. Alvina memaparkan, saat mendengar sirine tanda bahaya terjadi tsunami, warga harus menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Alarm berbunyi pada saat surut ekstrem dan pasang ekstrem. Bedanya saat surut ekstrem warga masih punya kesempatan menyelamatkan diri. Usai kegiatan peragaan cara kerja alat deteksi tsunami, Kamis (4/11), Kepala SD Muhammadiyah GKB Gresik Ichwan Arif menjelaskan, alat itu hanya sebagian dari upaya sekolah menumbuhkan pengembangan wawasan dan penalaran siswa. Selain memudahkan siswa memahami terjadinya tsunami, siswa juga dilatih berpikir kritis dengan logika. ”Kami terus mengembangkan kurikulum berbasis wawasan dan penalaran,” tutur Ichwan. Ichwan juga menuturkan, Rafi Ramzi Badran dan Sheriana Julia Syahrindra menjadi finalis Indonesian Science Festival (Festival Sains Indonesia) tahun 2010 Tingkat Nasional yang akan digelar tanggal 9 November di Surabaya. Dua siswa itu akan mempresentasikan makalah berjudul ”Exchaust for Hot Food (EHF)” atau Alat Pendingin Makanan. Makalah tersebut diilhami oleh hobi Rafi dan Sheriana makan. Mereka tidak tahan menunggu lama makanan yang akan disantap karena panas. Dari hobi tersebut, mereka membuat makalah ilmiah tersebut. Alat itu menggunakan energi listrik dengan memakai baterai 9 volt yang dapat mendinginkan makanan yang masih panas sehingga siap untuk disajikan. Saat ini SD Muhammadiyah GKB juga merancang iklan indi dengan tema antikorupsi. Media itu diharapkan akan menjadi sarana edukasi pencegahan tindak korupsi sejak dini. ”Kami berusaha melatih nalar dan logika siswa, juga membentuk pribadi siswa yang bagus dengan berbagai media peraga yang ada,” kata Ichwan.

Sumber :http://www.sigapbencana-bansos.info/pantauan-media/6342-tsunami-belajar-lewat-alat-deteksi-dini.html

Peranan IT dalam penanggulangan bencana

Baru-baru ini banyak bencana yang terjadi pada negeri tercinta kita ini. Bencana datang silih berganti, dari Tsunami di kep. Mentawai, gunung meletus di Jogja, sampai bencana air bah di wasior, papua. Kita semua turut berduka cita atas bencana yang terjadi.

Didalam bencana ini teknologi informasi juga sangat berperan penting, diantaranya sebagai media penyampai berita kepada seluruh warga masyarakat. Selain itu teknologi informasi juga berperan menyediakan sistem untuk memberi tahu bla akan datang bencana seperti tsunami dan gempa bumi. sistem ini dinamakan early warning system. Sistem ini sebenarnya sangat membantu warga bila akan terjadi bencana, tapi sangat disayangkan, teknologi ini masih terbatas jumlahnya. 

Sistem ini dirancang untuk memberikan informasi sedini mungkin sebelum tsunami terjadi. Sistem ini bekerja bila ada gempa di dalam laut dan merekam sebarapa besar gempa yang terjadi, lalu mengirimkannya ke pusat. Kemudian dari pusat akan memberika informasi ini kepada warga agar warga dapat mngungsi ke tempat yang lebih aman.